BlackBerry tengah mengalami masa tersulitnya. Meski telah menerapkan
strategi baru, di mata para investor dan analis, perusahaan asal Kanada
ini tak kunjung memperlihatkan kondisi membaik.
Dewan Direksi
BlackBerry pun telah membentuk komite khusus untuk menentukan apa yang
akan dilakukan selanjutnya. Dari semua alternatif yang ditawarkan, salah
satunya adalah memilih untuk menjual perusahaan.
Selain itu, seperti dilansir Business Insider, Selasa
(13/8/2013), opsi lain untuk menyelamatkan BlackBerry adalah dengan
membangun perusahaan baru atau melakukan kemitraan strategis lainnya.
Komite
ini dipimpin oleh Timothy Dattels dan President sekaligus CEO
BlackBerry Thorsten Heins dan Bert Nordberg. JP Morgan Securities
ditunjuk sebagai penasihat finansial mereka.
BlackBerry
sebelumnya memang beberapa kali dikabarkan akan 'menjual diri'. Samsung,
Microsoft dan Nokia adalah nama-nama yang disebut berminat mengakuisisi
perusahaan yang dahulu bernama Research In Motion (RIM) ini.
Dari
desas-desus yang beredar, ada satu nama yang tampak sangat serius dalam
hal ini. Perusahaan yang dimaksud adalah Lenovo. Meski lebih tenar di
industri komputer, ambisi mereka di perangkat genggam sepertinya tak
main-main. Bos Lenovo pernah berujar tengah mempertimbangkan untuk
membeli BlackBerry.
"Kami menimang-nimang segala peluang --
(termasuk pengakuisisian) RIM dan lainnya. Kami tidak punya keraguan
jika ada peluang yang datang dan dapat menguntungkan kami dan pemegang
saham," kata CFO Lenovo Wong Wai Ming awal tahun ini.
Langkah
strategis ini memang masih 'mentah'. Namun tentu cukup menarik jika pada
akhirnya Lenovo dan BlackBerry -- yang punya pondasi bisnis berbeda (PC
dan ponsel) -- bersatu.
Lenovo pun telah memiliki tim khusus
yang bekerja untuk menghitung berbagai pilihan akuisisi. Tim ini
kabarnya telah berbicara kepada BlackBerry mengenai kemungkinan akuisisi
ataupun kombinasi bisnis strategis lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar